One Way Jesus
M-8.1 Masta 2008 Kompak Bersatu
Me
Senin, 19 Agustus 2013
Minggu, 13 Januari 2013
YANG SEMPURNA BAGI YANG TIDAK SEMPURNA
Yang Sempurna bagi yang Tidak Sempurna
Menghadapi kenyataan kalahnya tim sepak bola Indonesia dari Malaysia 2-0 yang sebelumnya membuatku semakin kecewa terhadap bangsa ini. Belum lagi membaca komentar-komentar di internet: “bosan kalah terus” “mending jualan tempe aja daripada main bola” “main bola apa main takrao?” membuatku geram dan kesal terhadap negeri ini.
Ya, bangsa ini semakin merosot, baik prestasi maupun akhlaknya. Lihat saja media masa, mulai dari kapal perang buatan dalam negeri yang terbakar sebelum dipakai hingga kasus korupsi yang tak pernah beres; kemiskinan yang dipadu kejahatan, kebodohan yang bersanding kehinaan, kerusuhan yang berteman kebobrokan semakin menambah deretan panjang “bopeng” di wajah tanah air ini. Apalagi membandingkan dengan negara-negara tetangga yang makin hari makin digdaya dan makmur, terkadang membuatku merasa tidak punya kebanggaan menjadi putra ibu pertiwi ini.
Kemudian aku berjalan ke luar Labkom dan menatap indahnya gunung dari kampus dan menikmati segarnya udara pagi. Tiba-tiba aku tertegun dan sadar, jikalau tanah ini adalah tanah di mana aku menginjakkan kaki sedari kecil, tanah di mana aku dilahirkan, di mana aku minum dari air yang dikeluarkan buminya, di mana aku berlindung dari terik matahari dan hujan di bawah rindang pohonnya, di mana udaranya selalu kuhirup, di mana aku menemukan belahan jiwaku, bukankah seharusnya apa pun komentar orang tentang bangsa ini, apa pun kenyataan yang harus aku hadapi tentang negeri ini, INILAH BANGSAKU, INILAH NEGERIKU, INILAH TANAH AIRKU TUMPAH DARAHKU, aku mencintai negeri ini. Tiba-tiba aku ingin menangis bersama ibu pertiwi, melihat anak bangsa yang kian hari kian merosot. Kemudian aku berjanji dalam hati, aku akan melakukan sesuatu untuk bangsa ini, membuat negeri ini menjadi lebih indah, elok dan bermartabat, menghapus “bopeng” dari wajah ibu pertiwi, membuat negeri ini menjadi Kerajaan Allah di mana Allah memerintah, di mana damai sejahtera hadir, karena aku mencintai negeri ini seperti Allah mencintainya.
Tetapi kemudian aku tertunduk, mataku berkaca-kaca dan mulutku tersenyum pedih. Aku mengingat di mana aku berada saat ini, di sebuah kelompok kecil orang-orang yang cinta Tuhan yang disebut M-8.1. Jangankan mencintai negeri ini yang penuh kebobrokan dan cela, sampai saat ini aku masih sering kecewa terhadap masta di mana aku berada. Orang-orangnya sulit diatur, karakter orang-orangnya sering kali menyebalkan, pengen diikuti tapi gak mau mengikuti, pengen didengarkan tapi sulit mendengarkan, pengen diperhatikan tapi enggan memperhatikan, pengen dihargai tapi jarang menghargai, mau bergerak asalkan mengenakkan atau menguntungkan dirinya, hal-hal yang semakin menambah panjang deretan kekecewaanku terhadap masta ini. Sepenggal ayat firman Tuhan terlintas di pikiranku, “apapun yang kamu ingin orang lain perbuat kepadamu, perbuatlah itu lebih dahulu kepada mereka.” Ya, sudah terlalu sering aku mengeluh karena masta ini dan sangat jarang aku menangis untuk masta ini. Tiba-tiba aku tertegun, dan sesak, mungkin saja ini adalah satu-satunya komunitas yang aku miliki dalam hidupku. Jika komunitas ini adalah tempat di mana panggilanku di teguhkan, di mana aku sekelas belajar dan berdiskusi, di mana aku mendengar dan didengarkan, di mana aku berproses dan bertumbuh, maka seharusnya apapun komentar orang tentang kelompok ini, apapun kenyataan yang harus aku hadapi tentang masta ini, INILAH MASTAKU, INILAH M-8.1, yang tidak pernah berhenti untuk memproses dan membentuk orang-orang di dalamnya. Bukanlah sebuah kelompok yang sempurna, di dalam sebuah sekolah yang tidak sempurna dan di tengah negeri yang juga tidak sempurna. Kesadaran timbul di sanubariku: Tuhan terkadang memberikan yang tidak sempurna untuk kita cintai dengan sempurna, supaya kita selalu ingat bahwa kita yang tidak sempurna ini telah menerima cinta yang sempurna dari Yang Maha Sempurna dan biarlah cinta sempurna dari Yang Maha Sempurna itu menyempurnakan apa yang tidak sempurna di hadapan kita, supaya ia kembali menjadi sempurna dan layak di hadapan-Nya. Aku yang tidak sempurna ini mencintai masta ini, negeri ini seperti Tuhan mencintaiku, masta ini dan negeri yang tidak sempurna ini.
“Cinta membuat manusia lebih mengerti dirinya dan Penciptanya, sehingga dengan penuh rasa syukur akhirnya menyadari bahwa tidak ada cinta di dunia ini yang lebih besar dari pada cinta Sang Pencipta kepada makhluk ciptaan-Nya. Bahkan tidak ada cinta yang dapat dimiliki manusia sebesar cinta yang diberikan Pencipta-Nya.” (Kalimat terakhir dikutip dari buku 5cm yang aku pinjam dari Himawan).
Jumat, 07 September 2012
Langganan:
Komentar (Atom)